expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 13 May 2017

When Mommy Back To Campus Part #8 (Perjuangan Menembus Beasiswa)

Saat menulis ini, tangan saya masih agak gemetaran. Sejak sore tadi, berkali-kali saya mencubit tangan saya sendiri, hanya untuk memastikan bahwa ini benar-benar terjadi, bukan mimpi. Saya baca email tersebut berkali-kali, dan isinya sama. Saya pastikan sekali lagi, ini bukan mimpi, tapi sesuatu yang menyerupai mimpi. Ya Allah, terima kasih, lagi-lagi Engkau menjawab doaku, untuk yang kesekian kali.

Saya jadi teringat setahun lalu. Saat itu semangat saya berkobar-kobar (lebay banget ya) untuk melanjutkan kuliah lagi. Selain mempersiapkan pendaftaran kuliah, saya juga mulai mencari info beasiswa. Perhatian saya tertuju pada beasiswa LPDP yang saat ini masih menjadi idola para pejuang beasiswa. Sambil menunggu masa pendaftaran kuliah, saya mempersiapkan persyaratan untuk mendaftar beasiswa LPDP. Persyaratan kurang satu, yaitu surat ijin bebas tugas. Hingga tahap itu, semangat saya masih berkobar-kobar, namun pada akhirnya saya harus menyerah untuk melanjutkan prosesnya karena syarat yang terakhir tidak saya dapatkan. Well, saya tidak akan membahas ini  lebih lanjut ya.

Kenapa saya tidak mencoba beasiswa yang lain? Begini, sebagai seorang PNS, tentu saja akan lebih pas jika saya mencari beasiswa pemerintah, bisa pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Namun kebanyakan beasiswa pemerintah mensyaratkan adanya surat bebas tugas dari instansi tempat bekerja. Dan biasanya lagi beasiswa harus diajukan sebelum perkuliahan dimulai, jarang yang diperuntukkan bagi mahasiswa on going atau yang sudah memulai perkuliahan.

Kembali ke kekecewaan tadi. Jujur, waktu itu saya sedih banget. Usaha sudah dilakukan, tapi tidak bisa mengubah, ya sudah terima aja. Mau gimana lagi? Tapi masa iya mau kecewa berlarut-larut? Masa iya mau sedih terus? Nggak juga 'kan? Yah mungkin sekitar sebulan dua bulanlah saya sedih, tapi setelah itu sudah biasa lagi. Move on broh :)

Saya melanjutkan proses pendaftaran kuliah, dan saya diterima. Antara senang dan bingung. Senang, siapa sih yang nggak senang diterima di salah satu kampus terbaik, pada jurusan yang sesuai minat saya pula. Dan bingungnya karena saya harus memikirkan biayanya yang menurut saya jumlahnya cukup bikin ngelu. Nah, untuk urusan yang kedua ini tentu saja saya harus berdiskusi dengan Papi Juno. Saya sempat bilang ke Papi Juno, "Pi, mungkin lebih baik aku drop aja ya, nggak usah diambil. Biayanya mahal banget," begitu kata saya waktu itu. Kata Papi Juno, "Kenapa emangnya? Wong masuknya susah kok dilepas. Rejeki itu sudah ada yang ngatur, kalo ada niat pasti yang lainnya ngikutin." Nyesss, semangat saya muncul lagi. Dalam hati saya membatin "nahh ini jawaban yang saya inginkan", luv you pi, hehehe.

Pertengahan semester 2, seorang teman menginformasikan kepada saya adanya Beasiswa Unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya baca persyaratannya, cukup banyak. Ada beberapa jenis beasiswa unggulan, namun yang bisa saya ikuti adalah Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi. Emang prestasi saya apa kok pede banget daftar pada kategori ini? Hehe, soal ini nanti saya ceritakan di postingan saya selanjutnya ya. Sabar broh...

Yang menarik dari beasiswa ini, walaupun ada bidang-bidang yang menjadi prioritas, namun jurusannya tidak ditentukan, jadi sesuai dengan minat kita, dan diperuntukkan untuk mahasiswa baru dan mahasiswa on going, artinya mahasiswa yang sudah mulai perkuliahan seperti say (maksimal semester 3). Dan menariknya lagi tidak ada syarat bebas tugas. Ini yang saya cari, pikir saya.

Ada waktu 2 bulan untuk mempersiapkan persyaratannya. Namun karena kesibukan bekerja dan kuliah, waktu 2 bulan berlalu begitu saya, hingga menyisakan 1 minggu. Terus terang karena kesibukan (atau sok sibuk) membuat saya agak malas juga untuk mempersiapkan persyaratannya. Alasan klise lah, sibuk, nggak ada waktu, capek, bla bla bla. Namun entah mengapa seminggu sebelum waktu registrasi ditutup, saya seakan mendapat energi untuk melengkapi persyaratan. Beruntung saya sudah memiliki sebagian dokumen yang disyaratkan, karena tahun lalu 'kan saya sudah mempersiapkannya, yang rencananya untuk mendaftar beasiswa LPDP. Jadi hanya kurang beberapa dokumen saja yang belum ada, seperti KHS, rekomendasi dan surat keterangan aktif dari kampus, proposal rencana studi dan essay (dulu pernah bikin yang untuk LPDP, jadi tinggal ditambah dan disesuaikan dengan tema, tidak beda jauh lah).

Bagian yang cukup berat adalah membuat essay dan proposal rencana studi. Saya "ngebut" dengan begadang 3 malam untuk menyelesaikannya. Hari terakhir, tepatnya tanggal 15 April 2017, setelah mengecek ulang dan memastikan bahwa semuanya sudah "maksimal" yang saya mampu, dengan mengucap Bismillah, semua persyaratan saya submit.

Sekitar 10 hari kemudian saya menerima email dari Kemendikbud yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi administrasi dan diundang untuk mengikuti tes wawancara pada tanggal 29 April 2017. Senang bukan main rasanya menerima email tersebut. Dengan semangat '45 saya mempersiapkan semua yang diperlukan untuk wawancara (yang ini juga akan saya share di postingan saya selanjutnya, sabarrr). 

Sabtu, 29 April 2017 saya mengikuti tes wawancara sekaligus verifikasi dokumen asli. Ternyata banyak sekali calon penerima beasiswa yang akan mengikuti tes wawancara, dari mahasiswa S1 hingga S3. Deg-degan, pastinya. Setelah menunggu sekitar 3 jam, tiba giliran saya memasuki ruang interview. Sekitar 30 menit saya diinterview oleh interviewer. Apa saja yang ditanyakan saat interview? Ini juga akan saya ceritakan pada postingan saya selanjutnya. Sabar yaa...

Dan setelah wawancara tersebut, saya melalui hari-hari dengan harap-harap cemas. Jumat, 12 Mei 2017 adalah jadwal pengumuman final. Pagi tadi Mbak Wulan, teman seangkatan yang juga mengikuti seleksi beasiswa ini mengirim WA kepada saya, "Mbak, sudah cek akun?". Oiya setiap peserta sebelum mendaftar harus membuat akun di website Beasiswa Unggulan. "Belum Mba," kata saya. Secepat kilat saya langsung cek akun saya, ternyata memang belum ada pengumuman. Ahh Mbak Wulan, bikin deg-degan saja :)

Seharian tadi di kantor saya juga deg-degan. Berkali-kali saya cek akun, namun belum ada pengumuman. Tadi sore saya pulang kantor jam 14.30 dan langsung menjemput Juno si sekolah. Setelah itu saya mengajak Juno untuk berbelanja di su*er i*do, karena saya berencana masak nanti malam. Tiba di rumah sekitar jam 16.30. Lagi-lagi saya cek akun, dan belum ada pengumuman. Lima menit kemudian saya menerima WA dari Mbak Wulan, "Mbak Heny, sudah ada pengumuman, cek akun mbak. Alhamdulilah aku lolos." Saya langsung cek akun dan email. Jantung saya berdegup kencang. Taraaa...Alhamdulilah saya lolos.

Spontan saya memeluk Juno yang saat itu berada di samping saya. "Juno, mami lolos." Saya tak kuasa menahan air mata. Juno tampak bingung, namun dengan wajah ceria, dia tertawa lebar dan bilang "yeiiii". Dia memang belum paham, tapi dia paham ada sesuatu yang "luar biasa" baru saja terjadi. Tak lupa saya langsung menelpon Papi Juno yang saat itu belum pulang. Ya Allah, sekarang aku tau kenapa Engkau memberiku kekecewaan saat itu. Karena Engkau punya rencana yang jauh lebih indah. Engkau ingin aku belajar bersabar. Engkau ingin melihatku berusaha, karena tidak ada keindahan yang diperoleh dengan kemudahan, semua pasti melalui kesulitan.

Saat duduk di kelas 1 SMP, guru agama saya saat itu bernama Bapak Mohammad Ridwan. Saya ingat betul ketika beliau mengajar kami di hari Kamis sekitar 20 tahun silam. Hari itu Pak Ridwan mengajarkan suatu materi dengan mengutip satu ayat, QS. Ar-Ra'du ayat 11, yang artinya "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka." Dan entah mengapa, hingga hari ini, saya ingat sekali apa yang diajarkan Pak Ridwan pada hari Kamis itu.

Sekali lagi, ini bukan pamer, sombong atau riya'. Saya menulisnya semata-semata untuk memotivasi teman-teman, adek-adek para pejuang beasiswa untuk tidak menyerah. Percayalah setiap ada niat, pasti ada jalan, termasuk ketika kita menganggap itu sesuatu yang nggak mungkin. Kalau Allah berkehendak, InsyaAllah pasti terjadi. Never give up on your dreams. Pada postingan selanjutnya, saya akan share tips-tips mengikuti seleksi beasiswa unggulan ini. Have a nice weekend.







3 comments:

  1. Selamat mbak, sangat memotivasi sekali...proficiat supermom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulilah, makasih mas Weda, semoga bisa memotivasi teman-teman dan adek-adek kita :)

      Delete
  2. wah keren sekali ya mbak, saya ikut senang mbak bisa dapet beasiswa untuk kuliahnya :) saya juga sedang daftar beasiswa unggulan nih, kira2 boleh ndak ya kasih tips untuk bikin essay dan proposalnya? terima kasih

    ReplyDelete